Sabtu, 26 Februari 2011

Ahmadinejad, Sebuah pelajaran untuk (pemimpin) kita


"The Fox News TV (AS) bertanya kepada Presiden Iran Ahmedinejad:" Ketika anda melihat ke cermin di pagi hari, apa yang Anda katakan pada diri sendiri?


Dia menjawab: Saya melihat orang di cermin dan berkata 'Ingatlah' Anda tidak lebih dari seorang pelayan yang kecil, hari ini di depan Anda ada sebuah tanggung jawab yang berat, dan itu adalah untuk melayani bangsa Iran "


Ini adalah baris membuka sebuah profil menarik dari Presiden Iran, Mahmoud Ahmedinejad.. Presiden Iran bukanlah pemimpin negara yg di sukai  Barat dan Amerika. Dia lebih dikenal, di kalangan Barat, sebagai pembawa kebencian, sebagai seorang rasis yang ingin "menghapus Israel dari peta dunia, dan seorang “musuh” yg  membangkang  Amerika Serikat.  Kebijakannya pada program pengayaan uranium, dan akuisisi tenaga nuklir Iran telah menyebabkan Amerika Serikat menandai  Iran sebagai bagian dari "poros kejahatan", dengan ancaman, apa yang mereka sebut  “Solusi militer tak terhindarkan untuk  Teheran". Ahmedijenad, di mata lawan politik dan pengkritiknya, adalah penjahat politik yang mengancam perdamaian dunia dan akan membawa rakyat Iran ke kemunduran  dan kegelapan pergaulan bangsa2 di Dunia.


Iran di bawah kepemimpinannya telah mengembangkan kemampuan nuklir yang menakjubkan, dari cuma 4 pabrik pengolahan Nuklir sebelumnya, menjadi 7000 pabrik pengolahan Nuklir di seluruh Iran. Ini yang membuat  Hegemoni Barat dan Amerika Serikat merasa sangat terancam. Pabrik pengolahan Nuklir ini menurut Barat dan Amerika Serikat dapat di  “modifikasi” Iran menjadi pabrik senjata Nuklir. Apalagi Iran diketahui mempunyai rudal-rudal jarak jauh yang bisa mencapai Eropa Selatan, Israel, dan seluruh pangkalan militer AS di Timur Tengah.
Ahmadinejad mungkin menjadi retorika , pahlawan atau penjahat , tetapi ada sesuatu  dalam profil pemimpin Iran ini yang  membuat perbandingan dengan para pemimpin-pemimpin lain di dunia.
Rasanya
tidak banyak atau bahkan tidak ada pemimpin-pemimpin di dunia dan di Indonesia sini dapat melihat dalam cermin, dan mengatakan pada diri mereka sendiri bahwa Ia adalah pelayan kecil yang mempunyai tanggung jawab besar untuk melayani rakyat.


Ketika Presiden Iran pertama kali masuk kantor kepresidenan pada tahun 2005, hal pertama yang dikatakan telah dilakukan adalah menyingkirkan semua "karpet mewah yang bernilai tinggi", dan menyumbangkan karpet tersebut ke salah satu masjid di Teheran dan menggantikannya dengan karpet biasa berbiaya rendah . Dia juga mengganti ruang VIP yang berperabot mewah dengan sebuah ruang biasa berperabot  kursi kayu biasa. Hal ini Ahmedijenad lakukan untuk mengingatkan dirinya bahwa ia adalah seorang pelayan kecil. Di lain pihak, betapa banyak kita melihat kalau ada pejabat publik dilantik maka pertama yang mereka lakukan adalah juga mengubah furnitur di kantor mereka, tetapi  bukan untuk menunjukkan kerendahan hati, tetapi kemewahan. Mereka beli sofa mewah baru, TV layar datar, home theatre, AC dsb. Bahkan jika perabotan sudah diganti beberapa bulan sebelumnya , pejabat baru harus bersikeras untuk menggunakan dana negara untuk membeli perabotan baru tersebut.  Beberapa pejabat malah membangun gedung atau kantor baru, dengan alasan gedung lama tidak cocok untuk meningkatkan kinerja.

 
Ketika Presiden Iran menunjuk dan mengangkat Menteri untuk setiap Departemen, dia bersikeras untuk mendapatkan dokumen yang ditandatangani dari orang tersebut yang menunjukkan bahwa "selama jadi menteri. mereka dan keluarga akan tetap hidup sederhana dan tidak ada kekayaan Negara yang dikorupsi untuk itu harta dan kekayaan mereka dan keluarga mereka akan selalu di audit dan diawasi agar ketika ia  meninggalkan jabatannya kepalanya bisa tetap tegak dan diri tetap bermartabat. Di tempat lain  jika ada pemimpin atau pejabat publik memberikan kondisi semacam ini, ia akan menjadi satu-satunya orang dalam lingkungan itu. Dia tidak akan dapat menemukan orang untuk melayani atau membantunya. Sebuah “jabatan” di tempat lain biasanya dilihat sebagai suatu kesempatan untuk menjadi "orang besar" dan “orang kaya baru” untuk memkaya diridan keluarga,  bukan orang yang tetap bergelut dengan kemiskinan.

Pada saat Presiden Iran dilantik, Ia tidak ribut soal gaji, tunjangan dan fasilitas mewah, dia hanya   mengumumkan semua kekayaan yang dimilikinya  yang meliputi  sebuah Peugeot 504 model mobil 1977 senilai 18 juta rupiah, sebuah rumah  warisan dari ayahnya 40  tahun yang lalu di pinggiran Teheran, sebuah rekening bank dengan saldo nol karena satu2nya uang masuk adalah uang gaji bulanannya sebagai dosen di sebuah universitas senilai US$ 250 atau 2,5 jt perbulan, dibawah rata2 pendapatan rakyat Iran yang 4 juta perbulan. Ia juga komitmen tidak akan  mengambil sepeserpun gajinya sebagai presiden, alasannya adalah kesejahteraan adalah milik negara dan ia bertugas untuk menjaganya.). Selain itu ia juga menolak tinggal di istana, Presiden Iran ini masih tinggal di rumah nya. Di tempat lain, pejabat public dan anggota parlemen (dewan) tidak bercanda dengan tunjangan dan gajinya, setiap bulan ratusan bahkan milyaran dikeluarkan untuk seorang pejabat saja.


Presiden Ahmedinejad mengubah pesawat Presiden menjadi pesawat kargo untuk menyelamatkan dana publik. Ia kerap melakukan perjalanan dinas dengan sedikit pengikut di penerbangan komersial di kelas ekonomi. Di tempat lain ada puluhan staf  dalam setiap kunjungan  Presiden. Mereka membeli   sebuah pesawat Presiden mahal untuk menaikan gengsi statusnya, atau kalaupun naik pesawat komersil, tentu kelas VVIP.  Kelas ekonomi? Hah, membayangkannya pun presiden di tempat lain pasti tdk pernah.

Bagi Ahmedinejad, kalau ia pergi ke wilayah Iran, tidak ada upacara karpet merah atau iklan pribadi apapun iring-iringan mewah yang mengikutinya.. Di tempat lain penyambutan presiden dilakukan secara besar, papan iklan yang memuji presdiden ada di setiap sudut jalan. Anak-anak dikerahkan untuk melambai-lambaikan tangan . Kunjungan Presiden  atau kunjungan  Gubernur kesebuah daerah kadang   merupakan kesempatan bagi pencurian dan pemborosan uang.

Ketika Presiden Iran perlu tinggal di hotel, ia "meminta mereka untuk memastikan tidak memberinya ruang dengan tempat tidur besar karena ia tidak suka tidur di tempat tidur tetapi lebih suka tidur di lantai di atas kasur sederhana dengan selimut.. Di tempat lain ada pemimpin  yang mengaku  dibesarkan di rumah-rumah miskin di desa, yang tumbuh dan tidur di atas tikar, tetapi tak seorangpun akan mau  tinggal di sebuah hotel demngan tidur hanya di lantai, sebab kenapa? Sebab mereka  Ini bukan "pelayan kecil", mereka adalah orang-orang besar.. Mereka memakai pakaian mahal, tidur dan makan di hotel hotel mahal, dan perjalanan di mobil mahal.


Di bawah Ahmadinejad yang miskin dan bersahaja, Iran tumbuh menjadi Negara paling berpengaruh di Timur Tengah dan di Negara-negara Muslim, baik secara politik, ekonomi, militer dan iptek. Ia dicintai rakyatnya dan disegani serta dihormati teman dan musuhnya. Selama kepemimpinannya sudah lebih 80 kepala negara dan pemerintahan yang berkunjung ke Iran, sebuah "prestasi" di saat barat dan Amerika mencap Iran, sebagai poros setan.


Sumber : Berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar